Orasi Ilmiah Saat Pengukuhan PPG Uniflor,Dr Natsir Katakan Tanggungjawab Pendidik Berat Untuk Dunia dan Akhirat,Maksudnya ?

ENDE,GlobalFlores.com-Saat membawakan orasi ilmiah pada pelaksanaan pengukuhan dan sumpah profesi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Flores (Uniflor) Ende, Senin (5/8/2024) Dosen Universitas Flores,Dr Natsir B Koten,Mpd mengatakan bahwa beban tanggung jawab seorang Pendidik sangat berat untuk dunia dan akhirat.
“Saya mengutip kalimat spiritual: Wahai sang Pendidik “ENGKAU adalah orang pertama yang ditanya di pintu SURGA dengan pertanyaan” berapa banyak orang yang telah disesatkan dengan ajaran keliru? Hal ini mengingatkan bahwa beban tanggung jawab seorang pendidik sangat berat untuk dunia dan akhirat,”katanya.
Di depan para peserta PPG dan para dosen, Dr Natsir mengatakan bahwa dalam pemaparan saat orasi ilmiah pihaknya mengemukan prinsip-prinsip pendidikan bermutu (Qualitiy Education).
“Hanya dengan pelaksanaan prinsip-prinsip itulah pendidikan bermutu dapat tercapai. Itulah yang harus dituju dan diusahakan oleh setiap lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta,”ujarnya.
Pemikiran-pemikiran yang dipaparkan oleh penulis didasarkan terutama pada pengalaman dirinya sebagai guru (Teacher of educater) selama lebih kurang 35 tahun. Di samping itu, pikiran-pikiran para ahli dan berbagai literatur, terutama tentang filosofi mutu, juga penulis pergunakan untuk memperkuat pemikiran-pemikiran itu.
Pihaknya berharap agar orasi ilmiah yang disampaikan bisa bermanfaat terutama bagi kejayaan masyarakat, khususnya untuk kepentingan para pendidik yang bermutu di masa depan.
Dr Natsir berharap agar dunia pendidikan di negeri ini mampu menghadirkan masa depan anak-anak dengan cemerlang, kuat dan cerdas. Karena, merekalah agent of sosial change di masa depan.
Dr Natsir mengatakan bahwa tidaklah sulit untuk disepakati bahwa pendidikan mempunyai posisi yang strategis dalam kehidupan bangsa dan negara. Peran Pendidikan dalam pembangunan adalah sebuah ijtihad. Sebuah pergumulan yang sungguh-sungguh suci dan mulia untuk membangun kepribadian, sehingga tercipta manusia yang ahsani taqwim (humanisasi).
Karena itu, pendidikan harus memandang manusia secara utuh menuju martabat kemanusiaan yang paling luhur. Pendidikan yang hanya berorientasi kepada dunia materiil akan menjatuhkan martabat kemanusiaan itu sendiri.
Dikatakan para pemerhati di bidang pendidikan, menilai bahwa pendidikan selama ini tidak menyatuhdalam memahami manusia secara utuh. Sehingga pendidikan lebih tepat disebut pengajaran; yang tujuannya agar anak memiliki pengetahuan, tetapi tidak membuat anak cerdas. Pendidikan yang ada sekarang ini telah mengalami pendangkalan makna, yaitu berorientasi “menjadi” melainkan berorientasi “memiliki” sesuatu. Resikonya kalau pendidikan itu berorientasi kepada kepemilikan, maka persoalan etika dan kepribadian menjadi kurang diperhatikan.
Berbagai pandangan lain juga menunjukan hal yang sama, bahwa dalam kurun waktu yang cukup panjang, manusia memahami bahwa syarat utama sebuah keberhasilan sangat ditentukan oleh kecerdasan intelektual (IQ), dan kecerdasan emosional (EQ) dalam merespon hal-hal yang bersifat akademis.Setiap kecakapan dalam kecerdasan baik intelektual maupun emosional memiliki kompetensi dan kandungan masing-masing. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, diyakini bahwa kecerdasan intelektual dan emosional bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan seseorang. Karena itu, Peran Pendidikan dalam perspektif pendidikan bermutu menjadi penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan.
Pendidikan Bermutu, mulai dari diri sendiri. Karena pendidikan adalah jasa, dalam arti pelayanan. Sebagai pelayan jasa, pekerjaan ini mulai dari hati, otak, kompetensi IPTEK, dan performance Keprofesian,ujar Dr Natsir.