Ini Sumbangsih Ilunda 83 Untuk SMPK Frateran Ndao

ENDE,GlobalFlores.com-Ikatan Alumni SMPK Frateran Ndao (Ilunda) Tahun 1983 menggelar workshop Kurikulum Merdeka,Sabtu (27/5/2023) di Aula SMPK Frateran Ndao Ende.
Hadir sebagai pamateri dalam workshop tersebut dua orang praktisi pendidikan tingkat nasional, masing-masing, Dr Irene Maria Juli Astuti,Mpd dan Fransiska Susilowati, S.Hut, Spd,Mpd serta dimoderatori, Dra Santi Soengkono MM,Psikolog.
“Workshop tersebut sebagai sumbangsih kami dari Alumni SMPK Frateran Ndao Tahun 1983. Kami tidak bisa memberikan materi maupun uang namun kami menyumbang kegiatan untuk meningkatkan kapasitas para guru di SMPK dan SMAK Frateran Ndao Ende,”kata Ketua Alumni SMPK Frateran Ndao Tahun 1983, Dr Laurentius Gadi Djou, SE.Akt.
Workshop ini digelar dalam rangka menyambut HUT 150 Tahun Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus dan 75 tahun SMPK Frateran Ndao serta 34 Tahun SMAK Frateran Ndao.
“Iya dalam rangka menyambut hari ulang tahun dari ketiga lembaga tersebut maka kami Ilunda Tahun 1983 memberikan sumbangsih dengan menggelar workshop,”kata Lori pada acara pembukaan workshop.
Kepala Sekolah SMPK Frateran Ndao, Frater Yohanes Berchmans,dalam sambutannya pada acara pembukaan workshop mengatakan pihaknya memberikan apresiasi kepada Ilunda 1983 yang menggelar workshop bagi para guru di Frateran Ndao Ende.
Frater Yohanes mengatakan bahwa pelaksanaan wokshop kurikulum merdeka, khususnya terkait pendalaman asesmen diagnostik, formatif dan sumatif, juga tentang pembelajaran bermakna (meaningfull learning), dan pendalaman MA atau RPP plus, dalam bingkai Tema, BERGERAK BERSAMA, SEMARAKAN MERDEKA BELAJAR yang merupakan tema Hardiknas Tahun 2023.
“Kata kuncinya adalah bergerak bersama, untuk apa? Untuk Mewujudkan merdeka belajar. Oleh karena itu, tidak cukup hanya kepala sekolah saja yang bergerak, atau guru saja yang bergerak atau peserta didik saja yang bergerak, melainkan semua ekosistem yang ada di satuan pendidikan, harus bersama sama bergerak dan bergerak bersama sama untuk mewujudkan merdeka belajar,”katanya.
Makna dari merdeka belajar adalah bahwa sekolah,guru dan peserta didik harus memiliki kebebasan untuk berpikir, untuk belajar berinovasi, berkreatif secara mandiri, atau kelompok, namun terpimpin.
Oleh karena itu, sesungguhnya dalam kurikulum merdeka para guru dan peserta didik diberi panggung atau ruang yang seluas luasnya untuk bereksplorasi, berinovasi dan berkreativitas dalam pembelajaran,ujar Frater Yohanes.
Dikatakan dengan merdeka mengajar (episode 15), menuntut para guru untuk selalu berinovasi dan berkreatif dalam memilih bahan dan sumber belajar dengan selalu mengunjungi PMM (Platform Merdeka Mengajar). Itu artinya bahwa seorang guru sebelum mengajar dia harus belajar terlebih dahulu,ujar Frater Yohanes.