Denis Irminus,mantan Kepala Desa (Kades) Ranggatalo, Kecamatan Lio Timur,Kabupaten Ende,berhasil meraih Hassan Wirajuda Award,suatu bentuk penghargaan untuk perlindungan WNI Tahun 2022 yang diberikan oleh Kementrian Luar Negeri yang langsung diberikan oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi pada 9 Januari 2022 di Boolrum Hotel JS Luwansa Jakarta.
Kepada GlobalFlores.com,Kamis (12/1/2022),Denis demikian panggilan akrabnya menuturkan awal dirinya mengurus dan mendampingi para pekerja migran itu sejak tahun 2015.
“Pada saat itu saya masih menjadi seorang kepala desa di Kabupaten Ende, saya di telepon oleh, Kasimirus Bara Bheri atau lebih dikenal dengan biasa dipanggil oleh oleh teman-teman aktivis di Ende adalah Cesar. Cesar telpon saya untuk segera turun ke Ende ikut pertemuan di rumah Pembinaan Emaus,”katanya.
“Ketika tiba di rumah Pembinaan Emaus terlihat banyak sekali orang yang saya tidak kenal pada saat itu yang saya kenal hanya Rm. Adolf Keo Vikep Ende, Rm Piperno KKPPMP Regio Nusra, Rm Yetra Koten Komsos KAE dan Suster Eustokia di dari Truk F Maumere,”katanya.
Setelah mendengar pembahasan mereka pada saat itu mereka berbicara tentang bahaya perdagangan manusia di NTT dan berbicara soal bagaimana mencegah perdagangan manusia mulai dari Desa, sedangkan yang berbicara adalah orang orang dari Jakarta yang mau datang ke NTT dan berbicara tentang NTT ini menurut saya pada saat itu menarik sekali.
Akhirnya saya dikenalkan oleh senior saya Cesar kepada semua peserta yang hadir pada saat itu, Cesar mengatakan bahwa ini adalah salah satu kepala desa yang ada di kabupaten Ende, saya rasa desanya bisa dijadikan sebagai desa contoh untuk kabupaten lain di Ende,ujar Denis.
Sedangkan teman teman dari Jakarta itu adalah Rm Beni Hari Juliawan SJ dari sahabat Insan, ada ibu Ima dari Milap Indonesia ada satu orang Suster Gembala Baik saya lupa namanya, kegiatan itu sekitar awal bulan Mei Tahun 2015.
Konsep yang kami bicarakan pada saat itu adalah bagaimana mencegah dari hulu atau mencegah dari tingkat desa Dengan program desa ramah migran.
Saya pada saat itu sudah mulai tertarik dengan diskusi ini karena saya melihat banyak sekali masyarakat saya yang ex Malaysia, maka ketika ditanya oleh teman teman untuk kesiapan desanya menjadi desa ramah migran pertama di NTT saya menyatakan siap.
Setelah selesai saya pulang ke Desa Ranggatalo saya mengumpulkan semua para pekerja ex Malaysia, melakukan pertemuan dan persiapan pencangan desa ramah migran Ranggatalo.
Tepatnya tanggal 15-27 Mei 2015 tim dari Kevikepan Ende ke ranggatalo yaitu, Rm Vikep Ende Adolf Keo, Rm Yetra Koten Komsos KAE dan Rm Piperno KKPPMP Regio Nusra datang kami melakukan sosialisasi di Ranggatalo sekaligus membentuk satgas Anti Perdagangan manusia tingkat Desa Ranggatalo yang dikukuhkan oleh Rm Adolf Keo yang pada saat itu menjadi Vikep Ende.
Setelah kegiatan dari ranggatalo pada 25-27 Juni 2015, saya diundang oleh teman teman koalisi NTT pertemuan di Jakarta hasil dari pertemuan di Jakarta itulah saya bersama Rm Piperno, Rm Yetra Koten, Rm Adolf Keo Vikep Ende pada saat itu, Abang Kasimirus Bara Bheri atau Cesa dan Sr. Venantin, CIJ Membentuk Lembaga yang namanya Koalisi Insan Peduli Migran Perantau NTT dan saya dipercaya menjadi Koordinatornya.
Koalisi berjalan dengan baik sampai saya diundang di beberapa tempat di NTT di Jakarta sebagai narasumber dengan konsep Desa ramah migran.
Sampai dgn saat ini kami berjalan dalam diam, dengan motto kami yang dicetuskan oleh Rm Adolf Keo Vikep Ende pada saat itu adalah, HATIKU TERGERAK. dengan tergerak hati kami bekerja dalam dian dengan cara kami masing-masing.
Karena untuk mencegah perdagangan manusia harus dilakukan dari hulu tidak bisa kita menunggu di hilir saja maka dengan cara kami masing-masing kami bekerja,
Tanpa dibantu oleh donatur khusus, saya harus jujur mengatakan, Romo Romo itulah yang sering kasi saya uang operasional untuk ke desa-desa ketika mereka pulang pelayanan dari stasi stasi mereka selalu kasi ke saya untuk bensin ketika sosialisasi ke desa.
“Sampai dengan saat ini saya juga kaget dan tidak tau saya diusulkan oleh kementerian ketenagakerjaan untuk mendapatkan penghargaan Hassan Wirajuda Perlindungan WNI Award tahun 2022,”katanya.
Saya hanya di telepon oleh kementerian Luar Negeri agar kirim biodata KTP dan nama lembaga serta foto kegiatan yang dilakukan selama ini juga beberapa dukungan dari lembaga yang pernah bekerjasama dan saya didukung oleh IOM INDONESIA karena saya pernah kerja sama dengan mereka.
Saya juga didukung oleh BP2MI Kupang saya sering bekerja sama dalam sosialisasi bahaya perdagangan manusia dan pelatihan kepada PMI Purna.
Saya juga didukung oleh JRuk Kupang, didukung oleh pendamping desmigratif sedangkan Dinas Transnaker Ende saya minta dukungan tapi hanya janji saja, tapi saya harus berpikir positif bahwa mereka lagi sibuk.
“Ketika wawancara jarak jauh dan saya harus presentasi kegiatan saya saya ngomong apa adanya, saya ngomong apa yang telah saya kerjakan dan juri yang wawancara saua itu Prof. Hikmahanto Juwana Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani dan Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia melalui zoom,”katanya.
“Saya bersyukur dan berterima kasih kepada semua pihak karena dari 74 orang kandidat saya mendapatkan penghargaan ini mewakili NTT, karena dari NTT hanya saya yang mendapatkan penghargaan ini,”ujarnya.
“Akhirnya pada tanggal 9 Januari 2022 di boolrum hotel JS LUWANSA Jakarta saya menerima lansung dari Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi,”kata Denis.