MPK Keuskupan Agung Ende Gelar Studi Bersama Pembelajaran Deep Learning Bagi Guru Hadirkan Frater Monfort

ENDE,GlobalFlores.com-Majelis Pendidikan Katolik (MPK) Keuskupan Agung Ende menggelar kegiatan studi bersama pembelajaran deep learning bagi para guru seluruh Keuskupan Agung Ende yang dimulai dari Senin (22/9/2025) hingga Sabtu (27/9/2025) di Aula Kerahiman Keuskupan Agung Ende dengan menghadirkan Rektor UNIKA Widya Karya Malang, Frater Dr. M. Monfoort, BHK, SE, M.Pd., M.M., M.H., M.AP., M.Ak., M.P.
Ketua MPK Keuskupan Agung Ende, RD Rudy Muga, mengatakan hal itu kepada GlobalFlores.com,Sabtu (27/9/2025) saat ditemui di Aula Bina Kerahiman,Keuskupan Agung Ende.

RD Rudy mengatakan bahwa pihaknya sengaja menghadirkan Frater Monfort sebagai pembicara tunggal dalam kegiatan tersebut guna memotivasi para guru agar semakin menjadi guru dan pribadi yang baik pada saat mengajar juga memiliki kemampuan yang mumpuni.
“Menghadirkan tokoh berkelas seperti Frater Monfort tentu adalah hal yang sulit namun itu kami lakukan demi peningkatan kemampuan para guru-guru di Keuskupan Agung Ende,”kata RD Rudy.
Untuk itu pihaknya berharap agar para peserta mampu memanfaatkan momentum langka ketika bertemu dengan tokoh pendidikan seperti Frater Monfort.
RD Rudy menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan diikuti oleh 300 orang guru dari TK hingga SLTA dan SMK yang dilakukan dalam 6 sesi pertemuan.
Sementara itu Rektor UNIKA Widya Karya Malang, Frater Dr. M. Monfoort, BHK, SE, M.Pd., M.M., M.H., M.AP., M.Ak., M.P dalam satu materi tentang modul ajar deep learning mengatakan bahwa para guru harus terlebih dahulu mengidentifikasi kesiapan peserta didik.
Dikatakan contoh peserta didik pada jenjang SMP umumnya sudah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap fenomena alam di sekitar mereka.
“Mereka juga telah memiliki pengalaman awal dalam mengamati dan berinteraksi dengan lingkungan,”katanya.
Pengetahuan dasar tentang benda-benda di sekitar, sifat-sifat sederhana, dan konsep-konsep dasar seperti perubahan wujud zat mungkin sudah mereka miliki dari jenjang sebelumnya (SD/MI),ujar Frater Monfort.
Keterampilan dasar seperti mengamati, mencatat, dan berkomunikasi sederhana juga sudah terbentuk. Pemahaman awal tentang pentingnya menjaga lingkungan dan kesehatan juga sudah ada.
Selain itu harus mengetahui terlebih dahulu karakteristik materi pelajaran yang akan dibawakan,ujar Frater Monfort.
Contoh seperti materi “Hakikat Ilmu Sains dan Metode Ilmiah” merupakan fondasi penting dalam pembelajaran IPA.
Dikatakan materi ini menekankan pada jenis pengetahuan konseptual dan prosedural. Konseptual terkait dengan pemahaman tentang apa itu sains dan karakteristiknya, sedangkan prosedural terkait dengan langkah-langkah dalam metode ilmiah.
Materi tersebut sangat relevan dengan kehidupan nyata peserta didik karena sains ada di sekitar mereka dan metode ilmiah adalah cara berpikir logis dan sistematis yang dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan,ujar Frater Monfort.
“Tingkat kesulitan materi ini bersifat pengantar dan relatif mudah dipahami jika disampaikan dengan contoh-contoh konkret,”katanya.
Dikatakan struktur materi diawali dengan pengenalan hakikat sains, kemudian dilanjutkan dengan konsep-konsep dasar dalam metode ilmiah, dan diakhiri dengan pentingnya sikap ilmiah. Integrasi nilai dan karakter akan ditekankan pada kejujuran, objektivitas, rasa ingin tahu, kritis, dan kolaborasi.
Frater Monfort mengatakan selain itu harus mengetahui soal dimensi lulusan pembelajaran.
Dikatakan dalam pembelajaran ini, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah berupa:
1.Penalaran Kritis: Peserta didik mampu menganalisis informasi, mengevaluasi argumen, dan merumuskan kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah.
2.Kreativitas: Peserta didik mampu menghasilkan gagasan-gagasan orisinal dalam merancang percobaan atau menyelesaikan masalah.
3.Kolaborasi: Peserta didik mampu bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama dalam kegiatan ilmiah.
4.Kemandirian: Peserta didik memiliki inisiatif dan tanggung jawab dalam belajar dan melakukan percobaan secara mandiri.
5.Komunikasi: Peserta didik mampu menyampaikan ide, hasil percobaan, dan kesimpulan secara lisan maupun tertulis dengan jelas dan sistematis.