Regional

Target Rp 20 M PAD Dinkes Sikka Baru Tercapai Rp 11 M

MAUMERE,Global Flores.Com– Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sikka, Petrus Herlimus mengatakan target PAD Dinkes tahun 2021 sebesar Rp.20 miliar namun hingga kini baru Rp. 11 miliar yang terealisasi.

Kadinkes, Petrus Herlemus mengatakan hal itu  dalam rapat  bersama Komisi III, DPRD Kabupaten Sikka, Kamis (25/11/2021).

Dia menjelaskan bahwa , target PAD Dinkes tahun 2021 sebesar Rp.20 miliar dengan penerimaan terbesar dari Puskesmas. Namun hingga kini baru Rp. 11 miliar yang terealisasi dikarenakan penurunan jumlah pasien ke Puskesmas akibat pandemi Covid-19.

Pada rapat tersebut Dinkes Sikka mengusulkan penambahan anggaran demi peningkatan Pendapatan Asli Daerah ( PAD) disepakati komisi III DPRD Sikka senilai Rp 1 M.

Dijelaskan usulan penambahan anggaran Rp. 1 miliar itu akan digunakan untuk  3 kegiatan operasional dan Barang Habis Pakai (BHP) Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) sebesar Rp. 400 juta, fasilitas apotik Pemkab Rp. 300 juta, Bengkel Labkesda Rp.120 juta dan Public Safety Centre (PSC) sebesar Rp. 180 juta.

Dengan penambahan anggaran Rp. 1 miliar lanjut Petrus, dipastikan  PAD Dinkes Sikka tahun 2022 ditarget akan bertambah Rp. 4 miliar.

“Kami berterima kasih kepada teman teman komisi 3 yang mau mengakomodir usulan penambahan anggaran Rp. 1 miliar untuk Lankesda, Apotik Pemkab, Bengkel Labkesda dan PSC untuk peningkatan PAD Dinkes tahun 2022,” jelasnya.

Petrus  menjabarkan, Rp. 4 miliar proyeksi pendapatan itu merupakan akumulasi dari 4 item kegiatan  diantaranya  Labkesda diproyeksi akan menambah PAD sebesar Rp. 2,5 miliar, dari apotik sebesar Rp. 1 miliar, dan proyeksi PAD bengkel Labkesda dan PSC sebesar Rp. 500 juta.

 “Hitungan untuk interval waktu 8 bulan sejak Januari 2022 bila usulan ini berjalan,”katanya.

Menurut Petrus, tambahan anggaran Rp. 1 miliar tersebut hanyalah operasional awal yang hanya sekali digelontorkan, sebab selanjutnya 4 unit kegiatan itu dijamin akan mandiri dan mampu meningkatkan PAD.

“Kita merujuk  tiga Labkesda Provinsi NTT, tahun pertama PADnya sebesar Rp. 4 miliar dan diproyeksi naik Rp. 7 miliar di tahun kedua.  Padahal Labkesda NTT hanya  3 fasilitas pelayanan,”katanya.

Sedangkan Labkesda Sikka nantinya punya 5 fasilitas pelayanan yakni: Pengembangan Obat Tradisional, Laboratorium PCR, Laboratorium Kimia Air dan Laboratorium Kimia Makanan dan Laboratorium Klinis. Segala peralatannya sudah ada,” ujar  Petrus Herlemus.

Terhadap usulan tersebut, Ketua Komisi III, Carles Bertrandi Luasa, saat dikonfirmasi  mengatakan bahwa komisi III akan memperjuangkan usulan tersebut dalam Rapat Badan Anggaran (Banggar).

Menurut  Carles untuk proyeksi peningkatan PAD, keberadaan fasilitas kesehatan tersebut diharapkan mampu menunjang kinerja Pemkab dalam upaya peningkatan kesehatan bagi masyarakat Sikka. 

Agar kegiatan tersebut bisa dilaksanakan, lanjut Carles, perlu disiapkan payung hukumnya. Ada 2 pilihan, bisa dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda) atau Peraturan Bupati (Perbub).

 “Alternatif terdekat adalah kita usulkan gunakan Perbub untuk pemungutan tarif retribusinya. Seperti Labkesda NTT dijalankan dengan Peraturan Gubernur. Tetapi kita juga akan mempersiapkan Perdanya sebab retribusi itu harus dipayungi dengan Perda. Kami minta akhir Desember sudah ada sehingga Januari 2022,  bisa di eksekusi. Sedangkan Perdanya kita harapkan sudah bisa dieksekusi pada Maret 2022,” jelasnya.

Terhadap hal Itu, Herlemus mengatakan, untuk Perbub retribusi tarif sudah ada  bahkan pernah diajukan ke Bagian Hukum, namun Bagian Hukum menyampaikan bahwa untuk retribusi perlu ada Perda.

 “Kami minta kepada Komisi III untuk memastikan ke Bagian Hukum.  apakah bisa menggunakan Perbub atau harus Perda. Kalau Perda, draf perdanya sudah ada di Bapemda. Sedangkan kalau Perbub, satu minggu sudah bisa jadi,” tandasnya. ( rel )

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan