Regional

Di Kabupaten Nagekeo Ada Warga Yang Meninggal Terkena Longsoran Batu Saat Hendak Mengiris Moke

MBAY,GlobalFlores.com-Saverinus Laki,warga asal Kampung Pauleka,Desa Lokalaba,Kecamatan Mauponggo,Kabupaten Nagekeo,ditemukan meninggal dalam  keadaan tengkurap yang diperkirakan korban  terkena longsoran batu.

Demikian informasi yang diterima dari Kapolres Nagekeo , AKBP Andre Valentino,SIK melalui Kapolsek Mauponggo,IPTU,Yakobus Sanam,S.H,Sabtu (8/6/2024).

Melalui rilis yang dikirim ke media ini, Kapolsek Mauponggo,IPTU,Yakobus Sanam,S.H,mengatakan bahwa pada Jumat, 7 Juni 2024 sekitar pukul 13.00 Wita bertempat di Aefeo, ditemukan mayat seorang laki-laki yang diketahui bernama Saverinus Laki, dalam keadaan tengkurap yang diperkirakan terkena longsoran batu. Korban ditemukan oleh Agustinus Uwa.

Adapun identitas korban yakni, Saverinus Laki (54) pekerjaan sebagai petani yang beralamat di Kampung Pauleka, Desa Lokalaba, Kecamatan. Mauponggo, Kabupaten Nagekeo.

Adapun para saksi dalam kejadian itu Agustinus Uwa, 63 Tahun, yang beralamat di Kampung Wolopoko, Desa Lokalaba, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo,yang pertama menemukan korban.

Juga Ernesta Bhaya, Pr, (45) dari Kampung Pauleka, Desa Lokalaba, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo (Istri Korban).

Serta Kosmas Meko Mgahi, (47)  Aparat Desa. Lokalaba yang beralamat di Wolopoko, Desa Lokalaba, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo.

Kronologi kejadian,menurut saksi atas nama Agustinus Uwa pada Jumat, 7 Juni 2024 sekira pukul 09.00 Wita dia  yang merupakan seorang petani dan penyadap nira menuju lokasi bernama Aefeo untuk melaksanakan kegiatan harian penyadapan nira.

Setelah penyadapan nira, Agustinus melihat tebing di sekitar kebun tempatnya menyadap nira terdapat batu yang terguling akibat longsor karena hujan yang berkepanjangan beberapa hari belakangan.

Penasaran kemana arah batu tersebut berguling maka saksi Agustinus menelusuri jejak batu yang berguling tersebut karena melewati kebun dan pondok miliknya.

Untuk memastikan tidak terkena pondok, namun setelah melaksanakan penelusuran, Agustinus  menemukan korban dalam posisi tertelungkup di lokasi kebun milik Agustinus  yang berdekatan dengan pondok milik korban yang merupakan jalan yang biasa dilewati oleh korban menuju kebun dan juga korban merupakan petani dan tetangga kebun yang juga penyadap nira.

Setelah melihat korban dalam keadaan telungkup, Agustinus sempat melihat jalur batu yang terguling dari tebing tersebut di atas melewati tempat dimana korban ditemukan karena ada bekas jalur batu dan Agustinus sempat memanggil korban beberapa kali dengan panggilan liana (sapaan akrab antara anak saudara dan anak saudari-red) namun tidak ada jawaban dari korban.

Melihat hal tersebut Agustinus berteriak karena trauma dan  memutuskan untuk kembali ke Kampung Pauleka dan bertemu dengan istri korban dan memberitahukan kejadian tersebut kepada istri korban.

Setelah itu mereka kembali menuju kebun korban bersama dengan warga dari Kampung Pauleka dan Wolopoko.

Sedangkan menurut istri korban,korban keluar dari rumah menuju kebun tempat dimana korban biasanya menyadap nira sekira pukul 08.00 wita.

Dan sekira pukul 13.00 Wita istri korban mendengar teriakan dari saksi atas nama  Agustinus dan dia  langsung menuju sumber suara dan menemukan bahwa korban dalam keadaan tertelungkup.

Setelah dipanggil – panggil tidak mendapat jawaban, istri korban langsung memeluk korban dan meminta kepada keluarga dan warga untuk segera mengevakuasi korban menuju ke Kampung Pauleka karena merasa kasihan dengan korban dikarenakan cuaca tidak bersahabat (hujan deras) yang terus membasahi tubuh korban.

Setelah mendengar permintaan istri korban, maka masyarakat langsung mengevakuasi korban karena pada saat itu di TKP sementara diguyur hujan lebat dan ditakutkan akan ada korban baru akibat hujan yg berkepanjangan.

Korban selanjutnya dievakuasi menggunakan kain adat secara bersama-sama oleh warga Kampung  Wolopoko dan Pauleka juga keluarga besar yang turut.

Pada saat pelaksaan evakuasi, terkendala medan yang curam, licin dan hujan deras dengan intensitas yang tinggi beberapa hari dalam pekan ini.

Kapolsek Mauponggo,Yakobus Sanam menjelaskan adapun tindakan yang dilakukan kepolisian Sektor Mauponggo adalah setelah mendapatkan informasi dari masyarakat maka Kapolsek Mauponggo langsung memerintahkan anggota yang piket, Unit Reskrim dan juga unit Intel untuk mendatangi TKP dan juga rumah duka.

Saat di rumah duka polisi lantas mencatat Identitas korban dan saksi – saksi dan juga mengiterogasi para saksi terkait serta meminta surat penolakan otopsi.

Menyampaikan himbauan Kapolsek Mauponggo kepada seluruh masyarakat Kecamatan Mauponggo khususnya keluarga korban yang hadir agar selalu berhati-hati menghadapi perubahan cuaca yang tidak menentu.

Kapolsek juga meminta agar warga selalu waspada ketika berada di dalam rumah yang berdekatan dengan tebing yang rawan longsor juga jika berpergian agar selalu berhati- hati karena karena wilayah Kecamatan Maupnggo rawan bencana longsor.

Bagi yang berada di pesisir pantai juga agar selalu waspada tidak boleh melaut dulu sampai cuaca benar- benar membaik dan gelombang tenang baru boleh melaut.

Dan apabila menemukan kejadian seperti tanah longsor, banjir yang memakan korban jiwa agar segera menghubungi Polsek Mauponggo dan pemerintah setempat sehingga bisa membantu penanganannya.

Dalam kejadian itu pihak kepolisian memberikan catatan bahwa korban ditemukan di kebun milik Agustinus Uwa di Eafeo dalam keadaan tidak bernyawa, posisi telungkup, dengan parang dan pisau di pinggang serta jerigen yang digunakan untuk menyadap nira.

Keluarga berinisiatif untuk mengevakuasi korban secepatnya karena posisi korban sudah tidak bernyawa lagi dan topografi yg tidak mendukung yang ditakuti hujan dapat menyebabkan longsor dan membawa korban semakin jauh yang mana medan di TKP cukup curam dan akan semakin menyulitkan dalam pelaksanaan evakuasi.

Korban disemayamkan di Kampung Pauleka, Desa. Lokalaba.

Keluarga korban menerima kejadian tersebut sebagai musibah dan meminta polisi agar tidak melakukan proses otopsi.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan