Pendidikan

Kepada Para Guru TK Saat di Mbay Frater Monfort Bilang Kelas Bukan Panggung Sandiwara,Apa Maksudnya ?

MBAY,GlobalFlores.com- Rektor Universitas Katolik Widya Karya Malang, Fr Dr,Klemens Mere,SE,MPd,MM,MH,MAP,M.Ak atau yang akrab dikenal dengan nama,Fr Monfort saat menjadi pembicara dalam  Work Shop penguatan pendidikan karakter yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo,Senin (18/12/2023) di Aula Pondok SVD Mbay, mengatakan bahwa kelas bukan panggung sandiwara.

Oleh karena itu diharapkan kepada guru TK maupun PAUD harus bisa bekerjasama dengan anak didik atau siswa dan selain itu juga konkrit dalam memberikan pelayanan serta jangan sampai ada guru yang justru sibuk mengurusi dana BOS dan mengabaikan pelayanan kepada para siswa yang semestinya menjadi tugas pokoknya.

Siswa didalam kelas tentu memiliki karakter yang berbeda-beda dan itu dibutuhkan pendekatan khusus agar bisa “menaklukan” hati para siswa.

“Kita berada di Indonesia bukan di negara-negara maju karena kalau di negara maju pola pendidikan ataupun bahkan ada lembaga kerja yang mengharuskan karyawan atau siswanya memiliki golongan darah yang sama dengan pimpinan agar bisa bekerjasama secara lebih baik karena teori mengatakan bahwa orang dengan golongan darah yang sama akan lebih mudah bekerjasama dibandingkan dengan golongan darah yang lainnya,”kata Frater Monfort.    

Dikatakan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul (2019-2045) diperlukan 5 tindakan strategis yang harus dilakukan, dimana salah satunya adalah peningkatan penguatan pendidikan karakter dan pengamalan Pancasila secara terus menerus.

Pendidikan karakter harus terus diajarkan dan dipupuk kepada peserta didik seperti nilai-nilai kasih sayang, keteladanan, moralitas, perilaku dan kebinekaan. Hal ini senada dengan apa yang ada dalam undang- undang nomor 20 tahun 2003 tentang system Pendidikan nasional (sisdiknas) pasal 1 ayat 1 yang menyebutkan bahwa guru harus dapat melaksanakan pembelajaran yang mengarahkan peserta didiknya secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan lainnya yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Peran guru sangat penting dalam penguatan karakter Pendidikan bagi anak didiknya, dimana guru harus mencontohkan apa yang disampaikan dan akan ditiru oleh anak didiknya,, keteladanan yang akan memudahkan penerapan nilai-nilai karakter bagi peserta didik.

Penguatan Pendidikan karakter adalah Gerakan Pendidikan di bawah tanggungjawab satuan Pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga. Serta Kerjasama antar satuan Pendidikan, keluarga dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi mental (GNRM)yang digagas oleh Presiden Jokowidodo yang sekaligus dasar lahirnya Perpres Nomor 87 tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter (integritas, religious,, nasionalisme, kemandirian, gotong royong) haruslah diwujudkan dalam perilaku warga sekolah.

Yang dapat membentuk manusia secara utuh (holistic) yang berkarakter selain untuk membentuk pembelajar sepanjang hayat, yang sejatinya akan mampu mengembangkan semua potensi peserta didik secara seimbang (spiritual, emosional, intelektual, social, dan jesmani,) secara optimal.

Frater Monfort meminta kepada para guru TK agar memiliki jiwa dan raga yang senantiasa tampil humanis dan jangan sampai jiwa raganya kering karena tentu bisa berdampak kepada para siswa.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan