Ini Upaya Anggota DPRD Sikka Untuk Membantu Warga Yang Alami Kesulitan Air Bersih

MAUMERE, GlobalFlores.com – Menyusul kesulitan akan air minum bersih yang dialami warga di Desa Bura Bekor dan sejumlah desa lainnya di Kecamatan Bola, salah seorang anggota DPRD Sikka dari Partai Gerindra, Stefanus Say melakukan survey sumber mata air. Survey tersebut dilakukannya sejak 3 tahun yang lalu.
Hal ini disampaikan Stef Say, Rabu (4/10/2023) di Dusun Klontong ketika Polres Sikka melakukan penyaluran air bersih bagi masyarakat Dusun Klontong.
Survey potensi sumber mata air dilakukan Stef itu agar dapat didistribusikan secara baik ke setiap wilayah.
Menurutnya di Kecamatan Bola terdapat sumber mata air yakni mata Air Wairterang, dan mata air di Wair Huri. Mata air Wairterang yang saat ini bebannya juga digunakan oleh PDAM Sikka, untuk didistribusikan ke Desa Wolokoli, Desa Bola, Desa Ipir dan Desa Umauta.
Desa-desa tersebut untuk kebutuhan air minum dapat diatasi.
Untuk mendapatkan sumber air yang baru, Stef kemudian melakukan survey, sehingga mendapatkan sumber mata air yang ditarik dari Desa Sikka, Kecamatan Lela.
Tahun 2022 Stef berupaya untuk menarik air dari Dusun Wukur, Desa Sikka, menuju Dusun Hokor.
Jika air di Hokor sudah stabil kata Stef, maka sumber mata air Wair Huri yang membebani Desa Wolowalu dan Desa Hokor dapat dibagi menjadi dua dari satu Kaptering untuk desa Wolonwalu.
Air tersebut dapat ditarik ke tepi kali, kemudian menggunakan satu resivoar dengan menggunakan mekanik air dapat dinaikan ke bukit, lalu ditampung pada satu bak penampung yang kemudian dialirkan ke Desa Bura Bekor khususnya ke Dusun Gade dan Dusun Klontong.
“Untuk dapat memenuhi kebutuhan air minum di Desa Bura Bekor dan sejumlah desa lainnya di kecamatan Bola, maka pada tiga tahun yang lalu saya melakukan survey potensi sumber air, “kata Stef.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Dusun Gade dan Dusun Klontong, Desa Bura Bekor, maka harus membutuhkan dana senilai Rp 5 M untuk pembangunan bak air minum hingga pipanisasi, maka dengan demikian kesulitan air minum di dusun tersebut dapat teratasi.
“Tahun anggaran 2023 kita ada alokasikan anggaran untuk wilayah Ipir bagian atas, namanya Riiheret, sumber airnya diambil dari Wairterang, jika berhasil maka peluangnya dapat membantu desa Umauta dan desa Ipir dan sebagiannya ke wilayah Hewokloang,”kata Stef.
Dana Rp 1 M lanjut Stef, bertujuan untuk menuntaskan kebutuhan air minum yang diambil dari sumber mata air Wairba Merak.
Untuk menuntaskan kebutuhan air minum di wilayah Kecamatan Doreng, kecamatan Bola, dan kecamatan Hewokloang maka harus membutuhkan dana kurang lebih senilai Rp 35 M.
“Saat ini Wair Huri mengalir ke Hokor. Sementara Hokor saat ini sudah menggunakan Wair Mea yang berasal dari Desa Sikka, Kecamatan Lela,”kata Stef.
Stef menambahkan bahwa air ke Hokor saat ini lancar, dengan demikian mata air Wair Huri yang selama ini ditarik ke Hokor bisa dibagikan ke Wolon Walu dan Deda Bura Bekor, sehingga dua desa tersebut untuk kebutuhan air minum dapat teratasi.
Dari dua desa tersebut masih 4 desa yang tersisa untuk wilayah, Kecamatan Bola yang kesulitannya hampir sama. Namun dari 4 desa tersebut yang paling berat yakni Desa Umauta dikuti Desa Wolokoli dan Desa Ipir.
Terpisah PJ desa Bura Bekor Nolastus kepada media ini menjelaskan menjelaskan bahwa untuk mengatasi kesulitan air minum di Desa Bura Bekeor pemerintah desa telah berupaya untuk membeli air melalui tangki milik desa dengan harga Rp 250.000 per tangki, sementara ketika menggunakan tangka diluar desa maka harganya mencapi Rp 450.000 hingga Rp 500.000 per tangki.
“Untuk mengatasi kesulitan air minum, masyarakat terpaksa harus membeli air dari tangki yang ada di desa dengan harga Rp 250.000, namun jika sopirnya berhalangan, maka harus dibeli dari tangki yang berada di luar desa dengan harga Rp 450.000 hingga Rp 500.00 per tangki,”kata Nolastus. (rel )