Terkait Korupsi Dana Sertifikasi Guru, TaGsi Nilai DPRD Sikka Pembohong
MAUMERE, GlobalFlores.com – Ikatan Guru Sertifikasi ( TaGsi) di Kabupaten Sikka menilai DPRD Sikka telah melakukan pembohongan kepada para guru yang datang menyampaikan aspirasinya ke DPRD Sikka.
Hal ini lantaran pimpinan DPRD Sikka sebelumnya telah menjanjikan para guru untuk datang melihat rekomendasi BPK kepada para guru yang selanjutnya dihantar langsung ke Kejari Sikka.
korlap TaGasi Linus Mitan mengatakan hal itu saat berorasi Senin, (21/8/2023) di Depan Kantor DPRD Sikka.
Sebelum menggelar aksi di kantor Kejari Sikka, TaGsi juga menggelar aksi di Kantor dinas PKO, Kantor DPRD Sikka, yang sebelumnya DPRD Sikka melalui ketua DPRD menjanjikan TaGsi Sikka untuk bertemu sekaligus menunjukkan rekomendasi BPK dan menghantarkannya ke kantor kejaksaan negeri Sikka.
Dari Kantor DPRD TaGsi kemudian menuju Kantor bupati Sikka untuk menyampaikan Sikap pemerintah terhadap pemotongan dana sertifikasi yang dilakukan oleh para pelaku di Dinas PKO Sikka.
Linus dalam orasinya, menegaskan bahwa ketua DPRD Sikka telah menjanjikan para guru untuk datang ke DPRD Sikka, namun saat para guru datang, semua anggota DPRD tidak ada satupun yang hadir.
Pihak Sekwan DPRD mengatakan anggota DPRD semua tidak ada di tempat lantaran masih menjalani Reses.
Ratusan para guru merasa kecewa karena telah ditipu oleh DPRD Sikka.
“Ini pembohongan besar yang dilakukan oleh DPRD Sikka. Mereka janji kami datang dan ternyata mereka sendiri tidak ada di tempat. Para para guru yang datang dari 21 kecamatan di Kabupaten Sikka ini untuk melihat rekomendasi BPK, dan akan menghantar ke Kejari Sikka,”kata Linus.
Hal senada juga disampaikan ketua TaGsi Sikka, Fransiskus Kosi SPd saat berorasi di depan pelataran kantor DPRD Sikka dengan lantang berteriak anggota DPRD Sikka penipu, pembohong, karena kedatangan TaGssi telah disepakati sebelumnya, namun ketika kehadiran TaGsi di DPRD Sikka, tidak ada satupun anggota DPRD yang hadir. Bahkan Sekwan DPRD Sikka mengaku tidak ada anggota DPRD di tempat, dan mengaku sedang menjalani reses.
Ketika ratusan guru yang tergabung dalam TaGsi itu hendak menuju ke Kantor Bupati Sikka, tiba-tiba 5 orang anggota DPRD Sikka datang.
Sontak ratusan guru tersebut langsung kembali menuju pelataran DPRD Sikka.
Para guru diminta untuk beraudiens didalam ruangan, ditolak tegas oleh para guru tersebut, karena dinilai telah melecehkan para guru. Alasan yang disampaikan 5 anggota DPRD itu tidak digubris oleh para guru.
Mirisnya salah seorang anggota DPRD Sikka Fransisskus Sinde, saat hendak menaiki tangga masuk kantor DPRD Sikka sontak menggerutu, bahwa selama dirinya menjajdi anggota DPRD 3 periode, tidak ada satupun guru yang memilihnya menjadi anggota DPRD Sikka.
Namun hal ini tidak ditanggapi oleh sejumlah pegawai dan sejumlah orang yang melihat aksi yang dilakukan TaGsi tersebut.
“Saya sudah tiga periode jadi anggota DPRD Sikka tidak pernah ada satupun guru yang memilih saya kok,”kata Sinde.
Untuk diketahui 5 anggota DPRD Sikka yang hadir saat menerima para guru yang melakukan aksi itu diantaranya. Petrus Da Silva, Mayes Tati, Lina, Fransiskus Sinde, dan Wenseslaus Wege. ( rel )