Religi

Umat Paroki Onekore Keuskupan Agung Ende Diminta Jangan Terjebak Perdagangan Orang

ENDE,GlobalFlores.com-Ketua Seksi Keadilan,Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan, Dewan Pastoral Paroki (DPP) Onekore,Kasimirus Cesar Bara Bheri,S.H meminta kepada Umat Paroki St Yoseph Onekore di Kabupaten Ende agar tidak terjebak dalam kasus tindak pidana perdagangan orang baik sebagai pelaku ataupun malahan menjadi korban hanya karena tawaran pekerjaan yang menggiurkan baik didalam maupun diluar negeri.

Hal ini dikatakan pria yang disapa Cesar usai ditemui pada pelaksanaan Pelatihan Para Legal Perjuangan Maratabat Manusia Dalam Melawan Human Trafiking dan KDRT di Aula Paroki St Yoseph Onekore,Ende,Sabtu (5/8/2023).

Cesar mengatakan bahwa akhir-akhir ini kerap diberitakan terjadi kasus perdagangan orang maupun KDRT yang menimpa masyarakat.

Oleh karena itu pihaknya meminta kepada masyarakat terutama umat Paroki Onekore agar tidak terjebak dalam kasus perdagangan orang.

Dengan maksud demikian maka DPP Paroki Onekore menggelar kegiatan pelatihan para legal melawan perdagangan orang sehingga dengan demikian terbuka wawasan umat akan perdagangan orang sehingga bisa terhindarkan menjadi korban maupun pelaku.

Pelatihan yang diikuti oleh Orang Muda Katolik (OMK) dan juga umat diharapkan bisa membuka wawasan tentang apa itu perdagangan orang dan bisa dihindari.

Cesar berharap agar anak muda apabila hendak bekerja baik didalam maupun diluar negeri hendaknya membekali diri dengan pendidikan serta pengetahuan yang memadai juga ditempuh dengan cara yang legal agar dapat terhindarkan dari kasus perdagangan orang.

“Jangan karena iming-iming gaji yang mengggiurkan lalu menempuh jalan pintas dan pada akhirnya justru menjadi korban perdagangan orang,”kata Cesar.

Sementara itu  RD Reginald Piperno dari Komisi Keadilan Perdamaian, Migran dan Perantau Keuskupan Agung Ende yang tampil selaku pembicara mengatakan bahwa saat ini motivasi orang bekerja diluar negeri tidak lagi  sekedar karena dorongan ekonomi namun juga mulai bergeser karena gaya hidup terutama di kalangan anak muda.

“Yang paling utama memang karena faktor ekonomi namun tidak dipungkuri juga karena gaya hidup,”kata RD Perno.

Hidup di jaman yang serba instant orang terkadang ingin hidup enak namun enggan bekerja keras seperti hendak memiliki HP yang canggih atau pakain yang bagus namun enggan masuk lumpur untuk bekerja di sawah maka mereka lari bekerja diluar negeri dan pada akhirnya justru terjebak menjadi korban perdagangan orang,ujar RD Perno.

Pada kasus-kasus perdagangan orang ujar RD Perno hal yang perlu diketahui bahwa terkadang pemerintah khususnya di Kabupaten Ende selalu mengarahkan perhatianya ke gereja dan seakan-akan hal itu menjadi tanggunjawab mutlak gereja padahal gereja hanya sekedar menjadi fasilitator bukan menjadi tanggungjawab utama gereja.

“Kalau diserahkan ke gereja lalu dimana tanggungjawab negara yang dibiayai dengan uang negera serta dukungan SDM maupun peralatan yang memadai tersebut,”kata RD Perno.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan