Kesehatan

Stunting di Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka Terus Meningkat

MAUMERE, GlobalFlores.com  – Kepala Puskesmas (Kapus) Paga, Gabriel  Pelo Penditi  S. Kep, mengatakan di Kecamatan Paga  sejak tahun 2019 – 2020   stunting di Kecamatan Paga berdasarkan hasil operasi timbang,  hanya sebesar 3,3 persen  di tahun  2021 namun meningkat menjadi  10,9 persen.

Tahun 2022 meningkat lagi menjadi 11 persen,   dan tahun 2023 berdasarkan hasil operasi timbang bulan Februari 2023,  dari 1.050 sasaran  eks seluruh bayi balita di Kecamatan Paga tercatat 83  orang yang mengalami  stunting.

Hal ini dikatakan Kepala Puskesmas (Kapus) Paga, Gabriel  Pelo Penditi  S. Kep saat kegiatan bakti sosial pengentasan stunting di Kecamatan Paga, Sabtu (29/7/2023) di Aula Kantor Camat Paga.

Gabriel menjelaskan bahwa  orangtua cukup memahami  stunting   bahwa tinggi badan tidak sesuai dengan umur.

Menurut  Gabriel para kader dan orangtua cukup memahami definisi stunting yakni tinggi badan tidak sesuai dengan umur saat itu.

 “Kami mengacu pada data yang  terimput  didalam  aplikasi CPGBM,  dengan demikian prosentasenya mencapai 7,9 persen  karena ini manusia maka kita bulatkan menjadi 8 persen.  Kecamatan Paga juga mendapat apresiasi oleh bupati Sikka karena mampu menekan angka stunting,”kata Gabriel.

Gabriel juga menyampaikan bahwa pada bulan Agustus mendatang di Kecamatan Paga akan dilakukan operasi timbang. 

Angka stunting 83 itu kata Gabriel  berada pada usia 24 sampai 59 bulan. Gabriel abahkan berprediksi bahwa ada kemungkinan  besar akan turun lagi karena  bisa terjadi lolos  karena hasil PMT dan  karena umurnya tidak diukur apalagi  sudah berada diatas 5 tahun.

“Saat ini setiap Puskesmas tersedia dana  Dak non fisik untuk membantu menekan stunting.  Lalu apa yang harus kita lakukan?. Untuk mencegah ibu hamil ( Bumil) anemis, yang harusnya tidak boleh ada lagi,  karena kalau stunting sudah tidak ada lagi lantas masih ada Bumil  Sek dan Bumil anemis, maka itu sama saja  karena calon stunting ada disana,”kata Gabriel.

 Hal senda juga disampaikan oleh  salah satu staf dinas P2KBP3A Kabupaten Sikka, Din Karwayu, bahwa  bukan berarti  dua anak cukup, tetapi dengan cukup dua anak dalam keluarga maka dinilai lebih sehat dan dapat mencegah terjadinya stunting. Din,  dihadapan   para ibu-ibu  sempat menanyakan    soal arti stunting dan mengapa anak menjadi stunting.

Tampak banyak para ibu yang sulit menjelaskan alasan terjadinya stunting.  Din menjelaskan bahwa  stunting itu gagal tumbuh dan kembang karena  kurangnya gizi yang kronis atau dalam jangka waktu yang panjang. 

Selain tu juga terjadi akibat penyakit infeksi dan cacingan.  Menurut Din yang paling banyak di derita anak – anak yakni cacingan.

“Terjadinya stunting   selain karena gagal tumbuh dan kembang anak, juga terjadi akibat cacingan.  Penyakit yang tadinya parasit, itu percuma walau anak dikasih makan bergizi sekalipun , tetapi kalau cacing sudah isap semuanya maka akan percuma, anak tetap mengalami stunting,”kata  Din. (rel )

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan