Virus ASF Masuk Ende Pemda Lakukan Lockdown
ENDE,GlobalFlores.com-Pemda Kabupaten Ende mulai melakukan lockdown daerah itu dari akses masuk maupun keluar guna mengendalikan virus African Swine Fever (ASF) yang menyerang ternak babi.
Hal tersebut dilakukan menyusul terdeksinya virus ASF pada 40 ekor babi yang merupakan bantuan dari Kementrian Pertanian RI kepada kelompok tani di Kabupaten Ende.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Ende, drh Zaid Karim Johar mengatakan hal itu dalam keterangan persnya kepada wartawan di Ruang Garuda,Kantor Bupati Ende, Senin (30/1/2023).
Didampingi Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Kabupaten Ende, Ignas Gharu,S.Fil, drh Zaid Karim menjelaskan terdekstinya Virus ASF di Kabupaten Ende berdasarkan hasil pemeriksaan sampel babi bantuan Kementrian Pertanian yang disalurkan oleh Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Denpasar ke dua kelompok di Kota Ende.
Dijelaskan dari tiga sampel organ dan darah yang dikirimkan ke Balai Besar Veteriner (BB.vet) hasilnya positif ASF.
“Hasil sampel itu diterima Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ende pada Kamis (26/1/2023) ,”kata drh Said.
Dikatakan menyusul sampel yang menyatakan bahwa 40 ekor babi bantuan positif ASF maka Pemkab Ende melalui Bupati mengeluarkan surat keputusan untuk menutup wilayah Kabupaten Ende dari peredaran hewan ternak babi maupun produk turunannya.
“Artinya semua ternak babi maupun produk turunannya baik itu daging mentah maupun olahan juga semua produk yang berasal dari babi dilarang masuk maupun keluar dari wilayah Kabupaten Ende,”kata drh Said.
Untuk menjabarkan hal itu maka tim dari Dinas Pertanian Kabupaten Ende akan melakukan pengawasan di pada pintu-pintu perbatasan baik darat maupun laut juga udara sehingga bisa mencegah kemungkinan lalu lintas ternak babi maupun produknya untuk masuk maupun keluar,jelas drh Said.
Menurut drh Said,virus ASF hingga saat ini belum ada obat atau penangkal maka cara yang paling efektif adalah dengan pencegahan sehingga virus ASF tidak menyerang babi.
Dikatakan babi bantuan yang dikirim ke Ende sebelumnya sudah diperiksa dan dinyatakan layak namun dalam perjalanan yang cukup jauh kemungkinan babi tersebut lelah atau mabuk laut maka daya tahan babi menurun sehingga terserang virus ASF.
Dijelaskan babi bantuan yang diterima oleh dua kelompok tani di Ende sebanyak 40 ekor dan saat ini babi tersebut telah mati terserang ASF.
Namun demikian miris babi yang mati tersebut justru dikosumsi dan dibagikan kepada tetangga. Hal ini justru mempermudah penyebaran virus ASF.
“Semestinya babi yang mati tersebut dikuburkan atau dimusnahkan dengan cara dibakar karena apabila dikosumsi maka virus bisa menyebar karena penyebaran virus ASF melalui hewan, barang dan orang (HBO),”kata drh Said. (rom)