PSN Ngada dan Perse Ende:Takdir Mempertemukan Jadi Lawan Namun Tetaplah Saudara
Dalam dunia sepakbola pertemuan dua saudara dalam tim yang berbeda bukan hal yang aneh karena memang sering kali terjadi.
Publik tanah air tentu ingat Final Kompetinsi Liga Indonsia di tahun 2005 yang mempertemuan Solossa bersaudara yakni Boaz Solossa di kubu Persipura dan Ortizan Solossa di kubu Persija Jakarta.
Dalam pertandingan yang digelar di Stadion Utama Bung Karno saat itu,Persipura yang diasuh pelatih Rahmad Darmawan, memang keluar sebagai Champions namun keluarga Solossa yang didatangkan secara khusus untuk menyaksikan aksi Solossa bersaudara tetap memberikan dukungan moril kepada Ortizan Solossa di kubu Persija yang mengalami kekalahan.
Saat pertandingan berakhir Solossa bersaudara berfoto bersama dengan keluarga mereka di didalam stadion.
Pesan ini jelas menyatakan bahwa meskipun Solossa bersudara bertanding di kubu yang berbeda namun mereka adalah tetaplah saudara sampai kapanpun.
Pada tataran lokal,publik sepakbola NTT khususnya yang menyaksikan turnamen sepakbola Soeratin Cup tentu menyaksikan suguhan permainan anak-anak yang baru naik badan yakni Soeratin Cup U 17 di Stadion Marilonga Ende.
Dari berbagai aksi tersebut ada yang menarik yakni pertunjukan kemampuan sepakbola dari dua bersaudara yakni Kevin dan Juan.
Dan yang unik dari Kevin dan Juan adalah mereka bermain dari tim yang berbeda yakni Kevin dari PSN Ngada dan Juan dari Perse Ende yunior.
Juan meskipun sejatinya berasal dari Kabupaten Ngada namun karena saat ini dia bersekolah di SMAK Frateran Ndao,Ende maka dia memperkuat tim Perse Ende.
Bukankah ada pepatah yang mengatakan dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung.
Inilah yang hendak ditunjukan Juan karena meskipun dia berasal dari Kabupaten Ngada namun dia harus membela Perse Ende dimana saat ini dia menghabiskan waktunya untuk bersekolah.
Perjalanan takdir Sepakbola Soeratin Cup justru mempertemuan mereka menjadi lawan pada babak final Soeratin Cup yang digelar, Senin malam (15/8/2022) di Stadion Marilonga.
Rivalitas antara PSN Ngada dan Perse Ende memang bukan cerita baru dalam balantika sepakbola NTT.
Namun demikian apapun yang terjadi dalam lapangan nanti itu hanyalah permainan karena setelah itu kembali menjadi saudara seperti Kevin dan Juan yang adalah tetap saudara sekalipun tim mereka kalah ataupun menang.
Dan yang unik kedua pemain tersebut justru berposisi sama yakni gelandang yang tugasnya untuk mengatur ritme permainan baik bertahan ataupun menyerang.
Dua bersaudara tersebut tentu akan saling “berbenturan”dalam pertandingan nanti.
Maka tak pelak pertarungan kedua saudara akan sangat menentukan tim menang yang akan keluar sebagai pemenang.
Meskipun sepakbola adalah permainan tim namun tidak menutup kemungkinan ada satu atau dua pemain yang justru menjadi dewa penyelamat bagi timmnya dan itu ada dalam diri dua bersaudara, Kevin dan Juan.
Pada pertandingan nanti publik tentu akan mendengar yel-yel Rore dan kubu Perse Ende dan Meju di kubu PSN Ngada.
Namun semua tentu berharap agar yel-yel khas tersebut hanyalah sebatas menjadi pemantik dalam pertandingan dan setelah pertandingan selesai kedua kubu adalah saudara sebagai satu NTT.
Pesannya amat jelas bahwa Soeratin Cup adalah ajang untuk mencari bibit-bibit sepakbola baru asal NTT sebagaimana Yabes Roni dan Marcelino untuk bisa tampil di ajang yang lebih tinggi maupun tingkat nasional.
Publik NTT tentu akan bangga apabila perjalanan waktu menentukan bahwa Kevin dan Juan bisa berkiprah di tingkat nasional maka itu tidak lagi hanya menjadi kebanggan PSN Ngada ataupun Perse Ende namun menjadi kebanggan warga NTT.
Pertandingan sepakbola Soeratin Cup 2022 hanya 2×40 menit serta waktu tambahan satu hingga tiga menit dan setelah wasit meniup pluit panjang tanda pertandingan berakhir maka kembali ke fitrahnya sebagai manusia yang memiliki rasa persaudaraan dan saudara. (rom)