BMKG Gelar Sekolah Lapang Gempa di Sikka

MAUMERE, GlobalFlores.com – Badan Meteorologi Klimitalogi dan Geofisika (BMKG ) menggelar sekolah lapang gempa bumi Tingkat Provinsi NTT di Kabupaten Sikka.
Kabupaten Sikka dijadikan sebagai lokasi sebagai sekolah lapang gempa bumi karena Kabupaten Sikka memiliki sejarah kelam pada tahun 1992 saat terjadi gempa bumi dan tsunami yang menewaskan sedikitnya 2000 warga Sikka.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Geofisika Kelas I Kupang, Sholakhudin Noor Falah mengatakan hal itu,Senin (25/7/2022) di Maumere.

Kegiatan sekolah lapang gempa bumi ini dibuka oleh sekda Sikka Adrianus F. Parera di Aulah Sikka Convention Center (SCC), dihadapan 50 peserta yang berasal dari sejumlah instansi dan lembaga pendidikan. Sekolah lapang yang digelar oleh Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini bertujuan untuk menciptakan budaya tangguh, tanggap dan tangkas menyikapi apabila terjajdi bencana.
Ikut hadir dalam kegiatan itu anggota TNI dan Polri serta instansi terkait lainnya dan kepala desa serta kelurahan yang wilayahnya dikategorikan rawan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami.
Sholakhudin menjelaskan bahwa sekolah lapang gempa bumi dilakukan di Maumere ini lantaran kabupaten Sikka memiliki sejarah kelam saat bencana tahun 1992.
“Sekolah Lapang Gempa Bumi ini dilakukan di Maumere karena mempunyai sejarah Gempa Bumi dan Tsunami tahun 1992 yang menewaskan sedikitnya 2000 orang, makanya kami mengganggap penting, Maumere dijadikan tempat Pembelajaran dan Pelatihan bagi Masyarakat untuk bisa mengadakan Evakuasi secara Mandiri saat menghadapi Gempa Bumi dan Tsunami,”kata Sholakhudin.
Kegiatan yang digelar dalam bentuk sekolah lanjut Sholakhudin, karena setelah mendapatkan teori akan diikuti dengan praktek dan tanyajawab dengan para peserta.
Dari kegiatan tersebut kata Sholakhudin, akan melahirkan komitmen bersama untuk menyadarkan masyarakat bahwa gempa bumi dan tsunami harus diantisipasi dan diwaspadai melalui gerakan desa tangguh.
Pada saat yang sama koordinator metagasi gempa bumi dan tsunami BMKG pusat Dr. Daryono menjelaskan bahwa gempa bumi yang terjadi disuatu tempat sumbernya selalu ada.
Melihat gempa yang terjadi di Flores dan sekitarnya kata Daryono, warga masyarakat semestinya harus selalu waspada dan menjauhi dari pantai.

“Kalau kita melihat gempa yang terjadi di Flores dan sekitarnya yang berpotensi tsunami, maka warga masyarakat harus waspada dan berusaha untuk menjauhi dari pantai”ungkap Daryono.
Apabila gempa yang terjadi mencapai 5 menit maka solusinya harus segera menjauh dari lokasi, karena dipastikan akan terjajdi gempa susulan yang justru lebih besar dari yang sebelumnya.
Daryono juga mengatakan bahwa gempa terjadi lebih didominasi pada wilayah utara Flores.
“Apabila terjadi gempa maka warga harus lari kurang lebih 500 meter, maka kita bisa selamat. Karena setiap terjadi gempa dipastikan selalu ada gempa susulan. Sementara sumber gempa hingga saat ini belum dipastikan secara tepat pusat gempanya,”kata Daryono.
Daryono menambahkan bahwa dalam perut bumi ini ada cairan yang disebut sebagai magmah yang tidak pernah dingin, apabila terjadi letusan gunung api maka akan memuntahkan magmahnya. ( rel )