Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk – Ka SMPK Frateran Ndao – Ende,Sabtu (2/7/2022).
SEMANGAT PAGI, dalam bacaan Injil hari ini dikisahkan tentang Hal Berpuasa (Mat. 9: 14 – 17). Dalam tradisi Yahudi, puasa bermakna menahankan diri keseluruhannya dari makanan dan minuman, termasuk termasuk air. Sedangkan puasa dalam tradisi Katolik berarti makan kenyang hanya sekali sehari. Baik tradisi Yahudi maupun katolik, puasa itu hanyalah sebagai sarana dan bukan tujuan. Tujuan dari puasa adalah untuk bersatu dengan Tuhan. Dan untuk itu, kita perlu menyatukan pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib, yaitu dengan berpuasa. Dengan berpuasa berarti kita menyalibkan kedagingan kita. Dengan menyalibkan kedagingan muaranya adalah keselamatan hidup yang kekal, yakni bersatu dengan Tuhan. Oleh karena itu, Yesus memberikan pencerahan, sekaligus definisi baru tentang puasa kepada murid murid Yohanes Pembaptis. Bahwa puasa dalam tradisi Yahudi, bukan hanya soal tidak makan dan tidak minum, melainkan soal hati dan pikiran yang selalu terarah dan bersatu dengan Tuhan. Dan ketika murid murid Yohanes datang kepada Yesus dan bertanya ” kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi mengapa murid murid Mu tidak?“. Dan inilah jawaban Yesus ” dapatkah sahabat sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka?“. Mempelai yang di maksudkan oleh Yesus adalah diri Nya sendiri, yang adalah Tuhan, Allah yang menjelma menjadi Manusia. Artinya, para murid Yesus tidak perlu berpuasa, sebab mereka tengah bersatu dan bersukacita dengan Tuhan yang adalah Sang Juru Selamat umat manusia. Dan dengan mereka bersatu dan bersukacita bersama dan di dalam Tuhan, itu artinya pula bahwa hidup dan diri mereka sedang dibaharui oleh Tuhan, yang diibaratkan oleh Yesus, ” anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru. ..”. Dan ingat bahwa Yesus adalah pokok Anggur Yang sejati, harus ditahtakan dalam kantong yang baru, yakni dalam hati kita manusia yang baru yang telah dibaharui oleh Tuhan Yesus sendiri. Maka, mari jadilah kantong yang baru, yang memiliki pikiran dan hati yang baru, agar Anggur baru, yakni Yesus Sang Anggur Sejati dapat bertahta di dalam kantong baru hati kita. Semoga demikian. Selamat Berakhir Pekan 🙏🙏