Ragam

Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk – Ka SMPK Frateran Ndao – Ende,Selasa (17/5/2022).

SEMANGAT PAGI, dalam bacaan Injil hari ini dikisahkan tentang Yesus Menjanjikan Penghibur (Yoh. 14: 27 – 31a). Bacaan Injil hari ini merupakan kelanjutan dari perikop Injil kemarin. Bahwa selain Yesus memberikan perintah baru dan menjanjikan Penghibur yaitu Roh Kudus, Yesus juga meninggalkan dan memberikan damai sejahtera kepada para murid Nya termasuk kita yang hidup di zaman now. Bisa dibayangkan, kalau didalam hati kita manusia tidak ada kedamaian, maka tidak mungkin ada kebahagiaan. Kebahagiaan hanya mungkin kalau didalam hati kita manusia ada kedamaian. Damai atau kedamaian itu, menyangkut damai atau kedamaian dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan alam dan dengan Tuhan. Dan jika tidak ada damai sejahtera, maka yang terjadi adalah kekacauan atau chaos. Heyden Robinson, penulis buku Salt And Light mengatakan ” tidak akan ada damai diantara negara, jika tidak ada damai di negara, tidak ada damai dalam negara, jika tidak ada damai dalam orang orangnya, tidak ada damai dalam orang orang, jika orang orang tidak menyerahkan hidupnya ke tangan si Raja Damai”. Sebab, memang damai sejahtera yang sejati, hanya dapat kita miliki di dalam Yesus Kristus. Diluar Yesus tidak mungkin kita mendapatkan damai sejahtera. Dan inilah kunci kebahagiaan. Kebahagiaan tidak ada di luar sana, melainkan ada didalam hati kita, di dalam keluarga dan komunitas kita, ketika hati kita, hidup kita memiliki damai atau kedamaian. Dan hal ini dapat terjadi, ketika kita selalu menjalin relasi yang intim dan intens dengan Sang Raja Damai, dalam keheningan hati dan batin kita. Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose mengatakan ” _hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah (Kolose 3: 15). Jadi, damai sejahtera itu, bermulanya di dalam hati, dan bukan diluar diri kita. Demikianlah pula dengan kebahagiaan, tidak ditemukan diluar diri kita, melainkan di dalam hati, di rumah atau keluarga dan dikomunitas, ketika kita mengalami damai atau kedamaian yang bersumber dari relasi dengan Tuhan dalam keheningan hati dan batin lewat DOA. Semoga demikian 🙏🙏

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
WhatsApp

Adblock Detected

Nonaktifkan Ad Blocker untuk melanjutkan