Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk – Ka SMPK Frateran Ndao – Ende
SEMANGAT PAGI, pada hari ini kita memasuki hari Minggu Paskah, III. Dan Injil hari ini dikisahkan tentang Yesus Menampakkan Kepada Murid murid Nya Dipantai Danau Tiberias (Yoh. 21: 1 – 19). Kehidupan para murid Yesus setelah Yesus menderita sengsara, wafat dan dimakamkan, mereka mengalami kegoncangan, mengalami stress, mengalami ketidakpastian. Oleh karena itu, mereka pergi refreshing atau penyegaran atau relaksasi di danau Tiberias tempat dimana mereka dahulu bekerja sebagai nelayan. Namun, sayangnya semalaman mereka tidak menangkap apa apa. Padahal mereka adalah mantan nelayan profesional. Dan disaat mereka bekerja keras semalaman, dan tidak menghasilkan apa-apa, maka Yesus yang telah bangkit dari antara orang mati, menampakkan diri Nya berdiri dipantai. Tetapi, para murid tidak tahu kalau Ia adalah Yesus. Dan bisa dimaklumi kalau mereka tidak mengenali Yesus, sebab pikiran mereka sedang kacau, karena kematian Guru mereka, sehingga gagal fokus. Yang menarik adalah Yesus membuka percakapan dengan para murid Nya, melalui hal hal yang sederhana, kata Nya ” hai anak anak, adakah kamu mempunyai lauk pauk?”. Jawab mereka, ” tidak ada!”. Kata Yesus, ” tebarkanlah jalamu disebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh”. Mereka tidak membantah, padahal sudah siang. Sebab, tidak ada cerita seorang nelayan menangkap ikan siang hari. Tetapi Yesus justeru menyuruh mereka menangkap ikan di siang hari. Tetapi, mereka patuh dan taat terhadap perintah Yesus. Dan apa yang terjadi? Mereka tidak dapat menarik jala, karena banyaknya ikan. Dan pada saat itulah, mata hati dan pikiran mereka terbuka, ” itu Tuhan”, kata murid yang dikasihi Yesus, kepada Petrus. Lalu, apa pesan bacaan Injil hari ini, bagi kita? pertama Tuhan sangat tahu situasi yang sedang kita alami. Sebagai Allah yang mengasihi kita, Dia selalu datang mendekati kita. Namun, kita tidak tahu, kalau Tuhan ada bersama kita, seperti yang dialami oleh para murid Yesus di danau Tiberias. Seperti para murid Yesus, yang tidak mengenal Yesus, karena mengalami kegoncangan, stress, ketidakpastian hidup, bisa jadi kita pun demikian, kita terlalu fokus dengan pekerjaan, dan rutinitas sehari-hari, sehingga kita tidak bisa merasakan kehadiran Tuhan bersama kita. kedua Petrus dan teman-temannya bukanlah nelayan amatiran, melainkan nelayan profesional. Tetapi, apa yang terjadi, semalaman suntuk mereka bekerja menangkap ikan, namun hasilnya nihil alias mereka tidak menangkap apa apa. Lalu, Yesus hadir dan menyuruh para murid Nya menebarkan jala disebelah kanan perahu. Dan apa yang terjadi? Mereka menangkap banyak ikan 153 ekor. Dari pengalaman Petrus dan teman-temannya kita belajar, bahwa, kerja keras hanya akan bisa berhasil atau sukses kalau Tuhan turut campur tangan. Tanpa campur tangan dari Tuhan, kerja keras kita akan sia sia. Atau sehebat atau seprofesional apapun kita, tanpa campur tangan dari Tuhan, tidak mungkin kita akan berhasil atau sukses. Oleh karena itu, jangan pernah sombong, melainkan harus selalu rendah hati. Sebab, kita bukanlah siapa siapa, kalau tanpa Tuhan. ketiga dibutuhkan kepekaan hati untuk mengenal dan mengalami kehadiran, melalui berbagai peristiwa yang kecil dan sederhana, seperti yang dialami oleh murid yang dikasihi Yesus. Kita pun adalah murid yang dikasihi oleh Yesus. Maka, bersama dengan murid yang dikasihi oleh Yesus kita akan berkata ” itu Tuhan”, melalui peristiwa atau pengalaman hidup sehari-hari. Dan melalui peristiwa atau pengalaman itu, harus menjadikan pribadi yang selalu bersyukur. Semoga demikian. Selamat Berhari Minggu 🙏🙏