Renungan Kamis (31/3/2022)
SEMANGAT PAGI, dalam Injil hari ini dikisahkan tentang Kesaksian Yesus Tentang Diri Nya (Yoh. 5: 31 – 47). Bacaan Injil hari ini merupakan kelanjutan dari perikop Injil hari kemarin. Yesus dengan sangat sabar sekali berusaha untuk meyakinkan orang orang Yahudi, bahwa jika mereka tidak percaya dengan kesaksian Yesus sendiri, setidaknya mereka percaya akan kesaksian Yohanes Pembaptis yang adalah perintis bagi kedatangan Yesus Sang Mesias Juru selamat umat manusia. Dan jika mereka tidak percaya juga, maka setidaknya mereka mendengarkan kesaksian Allah sendiri, bahwa Yesus adalah Putera Nya. Hal ini dibuktikan dengan berbagai mukjizat dan tanda yang dikerjakan oleh Yesus, ditengah tengah mereka. Namun, mata inderawi, mata hati mereka, tidak mampu melihat ke Allah an dalam diri Yesus. Juga telinga mereka telah tuli ketika ada orang yang memberikan kesaksian Yesus yang adalah Allah yang menjelma menjadi Manusia. Kebutaan dan ketulian mereka, dikarenakan oleh kesombongan, merasa diri dekat dengan Allah, padahal hati mereka jauh dari Allah. Dan Yesus tahu, karena itu Dia berkata ” tetapi tentang kamu, memang AKu tahu bahwa di dalam hatimu, kamu tidak mempunyai kasih akan Allah”. Itu artinya, kesan bahwa mereka saleh, suci, alim, taat beribadah, taat kepada hukum Taurat, hanyalah sandiwara belaka, sebab mereka memakai topeng “kekudusan”, padahal hatinya penuh kemunafikan, penuh kelaliman dan tipu muslihat. Maka, Yesus mengatakan, di dalam hati mereka tidak ada kasih Allah. Bagaimana dengan kita? Sebagai murid dan pengikut Yesus, kita seperti Yohanes Pembaptis menjadi saksi Kristus dengan memberikan kesaksian dengan menjadi pelita kecil yang menyala dan bercahaya mulai dari keluarga, komunitas dan ditempat kerja kita masing-masing lewat cara hidup, cara bersikap, cara berperilaku, cara bertutur kata, cara bertindak yang baik dan benar, dan juga lewat cara kerja, cara mengajar, cara melayani yang ramah, dan penuh kasih sayang serta profesional. Semoga demikian 🙏🙏