APBDes Tidak Transparan, Masyarakat Kecamatan Tanawawo Mengadu ke Bupati Sikka

MAUMERE, GlobalFlores.com –Tokoh masyarakat (Tomas) dan Tokoh Agama (Toga) dari Kecamatan Tanawawo, Senin (7/3/2022) mengadu ke Bupati Sikka, Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo.
Di hadapann Bupati Sikka, Tokoh agama Katolik, Romo Sakrias Dhena mengatakan kedatangan warga untuk mempertanyakan alasan tidak transparansinya APBdes di Kecamatan Tanawawo sehingga proses pembangunan menjadi macet.
Selain itu banyak item pekerjaan proyek pemerintah dikerjakan tidak sesuai RAB dan juga banyak desa di Kecamatan Tanawawo yang tidak maju-maju, padahal banyak dana desa yang bersumber dari APBN terus mengalir ke desa.
Romo Sakarias menjelaskan bahwa semua proses pembangunan yang dilaksanakan di semua desa di Kecamatan Tanawawo, tidak memberikan perubahan apapun, bahan banyak pekerjaan yang dikerjakan hanya asal asalan, selalu macet, dan tidak berkualitas, padahal dana yang bersumber dari APBN mengalir terus ke desa.
Untuk melakukan pengawasan terhadap semua item pekerjaan pembangunan di Kecamatan Tanawawo lanjut Romo Sakarias, Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo memberikan satu Surat Keputusan ( SK) nomor, 276/HK/2021.
“Setelah menerima SK dari bupati Sikka, tanggal 31 Agustus 2021, untuk melakukan pengawasan berbagai kegiatan pembangunan di kecamatan Tanawawo, saya kemudian berkonsultasi dengan piha Inspektorat, untuk menanyakan pedoman kerja sebagai pengawas,”kata Romo Sakarias.
Romo Sakarias kemudian menyimpulkan bahwa hambatan pembangunan di Kecamatan Tanawawo, sehingga lamban dan tidak maju-maju karena terkunci rapatnya APBdes dan RAB kepada masyarakat dan tidak transparantnya APBdes RAB.
Masyarakat tidak berrdaya dan kehilangan haknya untuk mendapatkan informasi tentang dana pembangunan desa. Para Kades justru mengabaikan kewajibannya untuk memberikan informamsi lewat berbagai media kepada masyarakat.
“ Dari semua proses yang saya lakukan selama ini, saya menyimpulkan bahwa hambatan pembangunan di Kecamatan Tanawawo yang menyebabkan pembangunan menjadi lamab, macet dan tidak maju-maju karena terkunci rapatnya APBdes dan RAB kepada masyarakat,”kata Romo Sakarias. (rel)