
Oleh, Ocha Menge, OMK Stasi Pajoreja, Wolosambi
Ketika penat begitu meresahkan
Kejenuhan merasuk dalam kalbu
Kuputuskan untuk mencari ketenangan ditengah kebisingan duniawi
Keberjalan tanpa arah
Sambil meratapi kekosongan dalam jiwa
Ahhhh,,,,apa yang sesungguhnya sedang
Terjadi? Mengapa hatiku sangat kosong dan
Gosong?
Hingga disuatu senja aku aku menapaki kaki dipasir putih mauwelu
Kutermenung ditengah riak dan deru ombak
Mendengarkan lantunan renungan rohani dari seorang gadis cantik untuk kaum muda mudi yang sedang terombang-ambing ditengah arus zaman.
Kuresapi setiap kata sambil menatap
Bukit wodowata yang menjulang indah
Diatas hamparan laut lepas mauwelu
Indah alamai damai tanpa campur tangan
Manusia
Perlahan aku merasakan ketenangan mengalir dalam nadi
Hatiku bergetar jiwaku tenang betapa damainya berada dialam yang tenang tanpa kepalsuan
Kupejamkan mataku membiarkan senja perlahan berlalu
Hingga kumerasakan bisikan mesra “aku mencintaimu izinkan aku menemanimu ketika senja berlalu nanti …
Mauwelu,, wodowata terimakasih
Meski untuk menemukanmu aku harus
Melalui Lika liku perjalanan yang terjal dan
Tajam
Tapi disana aku menemukan negeri elok
Ditepi pantai dibawah bukit dgn
Keberanekaragman agama yang begitu
Toleransi
Dusta jika aku tidak merindukan alammu yang damai
Terimakasih mauwelu dan pesona alammu yang luar biasa
Aku telah menemukan damai dan juga cinta diatas butir pasir putihmu.